Selasa, 01 Juni 2010

Dicopot Mendadak, Lurah di Siantar Jadi Korban Politik Akibat Pemilukada

Jansen
Para perangkat Kelurahan di Siantar yang menyatakan mundur akibat Lurahnya dicopot tanpa alasan yang jelas
PEMATANGSIANTAR (EKSPOSnews) : Kondisi perpolitikan di Kota Pematangsiantar menjelang 35 hari pelaksanaan Pemilukada semakin memanas.

Ini terbukti, sekitar tujuh orang Lurah di Kota Pematangsiantar, Selasa (4/5) diganti secara mendadak, tanpa diketahui apa alasan dan penyebabnya. Diduga mereka (para lurah) diganti karena tidak mampu mengarahkan perangkat Kelurahan dalam mengakomodir kepentingan calon incumbent yang maju pada Pemilukada Pematangsiantar 9 Juni mendatang.

Irwansyah Saragih yang sebelumnya menjabat Lurah Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, Rabu (5/5) mengatakan, pihaknya menjadi korban politik menjelang Pemilukada ini, dan menilai pencopotan tersebut kemungkinan karena tidak mampu merangkul pihak-pihak untuk kepentingan tertentu.

“Tidak tahu pemberitahuan akan diganti, apa alasannya tiba-tiba dicopot dan kemana ditempatkan, sepertinya ini di non jobkan,” ujarnya.

Irwansyah mengatakan, tidak mengetahui apa kesalahanya, dimana sebelumnya telah bertugas di Kelurahan Tanjung Pinggir kurang lebih selama satu tahun yang juga bagian dari daerah pemekaran.
Menurutnya, selama ini telah ada peningkatan dalam pelayanan terhadap masyarakat. Dijelaskannya di wilayahnya terdiri dari lingkungan I dan II. Dijelaskannya di lingkungan II, perangkat Kelurahan seperti Ketua Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), dan Kepala Lingkungan (Kepling) tidak bisa merangkul dan mengkordinir masyarakat di daerah tersebut, sehingga dirinya langsung diganti.

Dia juga menambahkan sekitar 21 orang perangkat Kelurahan akan mengundurkan diri, karena ada penilaian dengan Lurah baru, maka otomatis mereka juga nantinya akan diganti.

Sementara itu, Djaludin Silalahi sebelumnya Lurah Nagapitu, Kecamatan Siantar Martoba mengatakan, terkejut saat mengetahui informasi dirinya akan diganti.

Dikatakannya, sebelumnya Senin (3/5) ada rapat dengan Camat, Sekcam di kantor Kecamatan, dimana dia diperintahkan agar menggantikan semua perangkat Kelurahan di Nagapitu karena dinilai tidak dapat diarahkan.

“Kemungkinan karena permintaan itu saya tolak makanya langsung diganti,” ujar pria yang telah menjabat selama satu tahun sebagai Lurah Nagapitu tersebut.

Menurutnya, tindakan walikota tersebut dinilai sewenang-wenang, karena tanpa ada pemberitahuan langsung dicopot tanpa melalui mekanisme. Djaludin mengatakan, pencopotan ini telah dipertanyakan alasannya pada Wakil Walikota  Drs Imal Raya Harahap, namun tidak ada jawaban pasti.

Dia juga mengaku hingga saat ini belum ada menerima Surat Keputusan (SK) pemberhentian dirinya sebagai Lurah Nagapitu yang juga bagian dari daerah pemekaran tersebut.

Sementara itu, dicopotnya Lurah Nagapitu ini membuat perangkat Kelurahan membuat pernyataan pengunduran diri. Sekitar 31 orang perangkat Kelurahan Nagapitu ini menilai tidak ada alasan yang jelas mengapa Lurah mereka diganti.

Ketua RT 002, Rudi Damanik mengatakan, percopotan Lurah tersebut dinilai mendadak, sehingga pihaknya kecewa atas kebijakan Walikota Ir RE Siahaan. Termasuk kesewenang-wenangan Camat Siantar Martoba, Sofian Purba mencopot perangkat Kelurahan.

“Artinya kami diangkat oleh masyarakat, tetapi Camat justru melakukan pencopotan semaunya,” ujarnya.

Dia juga mengaku selama ini perangkat Kelurahan diarahkan untuk melanjutkan pemerintahan sekarang, termasuk untuk memilih serta mengakomodir kebijakan walikota.

“Kami seperti dipaksakan selama ini untuk mendukung pemerintahan yang dipimpin walikota. Kami juga siap mengundurkan diri dari jabatan, karena menilai kebijakan mencopot Lurah itu sewenang-wenang,” ungkapnya.

Sementara itu, Walikota  RE Siahaan yang dikonfirmasi melalui pesan singkat terkait pencopotan sejumlah Lurah yang dinilai sewenang-wenang dan menjadi korban politik, tidak ada memberikan jawaban.(jansen).

0 komentar:

Posting Komentar